Kamis, 22 Desember 2016

KURANGNYA PEMAHAMAN KONSEP DAN MELENCENGNYA KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA


KURANGNYA PEMAHAMAN KONSEP DAN MELENCENGNYA KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
Peserta didik sekarang pandai dalam mengerjakan soal ,tetapi tidak bisa memberikan makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari jawabannya. Itulah kelemahan pendidikan matematika di Indonesia akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu Matematika. Maka dari itu perlu adannya perubahan paradigma dan cara pandang baru tentang bagaimana unsur-unsur  filsafat itu bisa di berikan kepada peserta didik dan tidak melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang sudah ada. Sering ditemui siswa ataupun mahasiswa tidak mampu memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap soal matematika , mereka dengan mudah dalam mengerjakan soal dan dipastikan benar dalam menyelesaikannya tetapi jika ditanya lebih lanjut tentang makna bab yang mereka pelajari (misal tentang bab pytagoras) hampir dapat dipastikan mereka tidak mengetahui. Ini adalah sebuah persoalan yang menjadi tantangan bagi guru dan dosen, bagaimana cara guru dan dosen dalam memberikan pembelajaran matematika kepada peserta didik agar mereka tidak hanya menelan setengahnya saja melainkan  mampu memahami keseluruan konsep-konsep pada matematika.Proses pendidikan matematika bukan semata-mata mengerjakan. Tetapi pemahaman konsep matematika  harus diberikan secara lebih jelas. Pemahaman konsep sangat lah penting, karena dengan adanya pemahaman konsep, materi yang ditangkap oleh peserta didik akan bertahan lebih lama. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah dalam mencerna materi selanjutnya.
Selain kurangnya pemahaman konsep, masalah yang muncul dari pembelajaran matematika  adalah melencengnya kurikulum pembelajaran yang diterapkan untuk peserta didik.  Beberapa ahli matematika mengatakan bahwa kurikukulum matematika telah melenceng, pendapat ini diutarakan oleh Arif Rahman(mathbuletin.com) yang mengatakan bahwa matematika yang diajarkan dinilai tidak sesuai lagi dengan falsafah ilmu matematikaitu sendiri karena lebih menekankan pada hasil yang dikerjakan secara cepat tanpa memperhatikan proses berfikir.pembelajaran matematika yang paling utama adalah pembelajaran yang berfungsi efektif di kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang peduli, konstruktif dan pandai bernalar. Jika dikaji lebih lanjaut, permasalahan matematika yang terjadi disebabkan oleh kurikulum pembelajaran yang semakin berat sedangkan peserta didik harus mampu melalap semua itu. Persoalan ini menjadi PR bagi para pendidik agar lebih mensiasati strategi, model pembelajaran yang efektif sehingga  peserta didik  mampu menerima dan mencerna apa yang diajarkan oleh guru atau dosen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar