KURANGNYA
PEMAHAMAN KONSEP DAN MELENCENGNYA KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
Peserta didik sekarang pandai
dalam mengerjakan soal ,tetapi tidak bisa memberikan makna dari soal itu.
Matematika hanya diartikan sebagai sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap
untuk diselesaikan atau dicari jawabannya. Itulah kelemahan pendidikan
matematika di Indonesia akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang
ilmu Matematika. Maka dari itu perlu adannya perubahan paradigma dan cara
pandang baru tentang bagaimana unsur-unsur filsafat itu bisa di berikan kepada peserta
didik dan tidak melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang sudah
ada. Sering ditemui siswa ataupun mahasiswa tidak mampu memberikan penjelasan
atau interpretasi terhadap soal matematika , mereka dengan mudah dalam
mengerjakan soal dan dipastikan benar dalam menyelesaikannya tetapi jika
ditanya lebih lanjut tentang makna bab yang mereka pelajari (misal tentang bab
pytagoras) hampir dapat dipastikan mereka tidak mengetahui. Ini adalah sebuah
persoalan yang menjadi tantangan bagi guru dan dosen, bagaimana cara guru dan
dosen dalam memberikan pembelajaran matematika kepada peserta didik agar mereka
tidak hanya menelan setengahnya saja melainkan
mampu memahami keseluruan konsep-konsep pada matematika.Proses
pendidikan matematika bukan semata-mata mengerjakan. Tetapi pemahaman konsep
matematika harus diberikan secara lebih
jelas. Pemahaman konsep sangat lah penting, karena dengan adanya pemahaman
konsep, materi yang ditangkap oleh peserta didik akan bertahan lebih lama.
Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah dalam mencerna materi
selanjutnya.
Selain kurangnya pemahaman
konsep, masalah yang muncul dari pembelajaran matematika adalah melencengnya kurikulum pembelajaran
yang diterapkan untuk peserta didik. Beberapa ahli matematika mengatakan bahwa
kurikukulum matematika telah melenceng, pendapat ini diutarakan oleh Arif
Rahman(mathbuletin.com) yang mengatakan bahwa matematika yang diajarkan dinilai
tidak sesuai lagi dengan falsafah ilmu matematikaitu sendiri karena lebih
menekankan pada hasil yang dikerjakan secara cepat tanpa memperhatikan proses
berfikir.pembelajaran matematika yang paling utama adalah pembelajaran yang
berfungsi efektif di kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang peduli,
konstruktif dan pandai bernalar. Jika dikaji lebih lanjaut, permasalahan
matematika yang terjadi disebabkan oleh kurikulum pembelajaran yang semakin
berat sedangkan peserta didik harus mampu melalap semua itu. Persoalan ini
menjadi PR bagi para pendidik agar lebih mensiasati strategi, model
pembelajaran yang efektif sehingga
peserta didik mampu menerima dan
mencerna apa yang diajarkan oleh guru atau dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar