Kamis, 17 November 2016

Keunggulan Teori Trigonometri Al- Buruni


Keunggulan Teori Trigonometri Al- Buruni

 Mungkin saja,tak ada seorang pun dalam dunia islam yang mampu menandingi kualiatas cendekiawan besar nan cermat setingkat al Biruni. Al Biruni tergolong ilmuwan jenius yang langka ,dia menguasai berbagai cabang sains, ilmu alam, ilmu pasti,ilmu sosial, ilmu agama, ilmu budaya, dan filsafat. George Santon menjulukinya sebagai Leonardo da Vinci-nya islam, namun seorang penulis sejarah lainnya menjuluki Leonardo da Vinci-nya kristen. Seorang cendekiawan yang serba bisa ini yang terbiasa disebut Al-buruni ini di berikan nama yang indah dari kedua orang tuanya yaitu Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad bin al-Buruni. Dia lahir dari keluarga berkebangsaan Iran  pada 973 M di pinggiran kota Kath, ibu kota Khawarizmi. Tradisi dan lingkungan di negeri al-Buruni mempengaruhi karakter dan keilmuannya. Pada waktu itu, merupakan masa-masa emas bidang sains islam di wilayah Asia Tengah.
Al Buruni termasuk ilmuan yang memiliki modal kecerdasan matematis. Dia senantiasa menolak segala asumsi yang lahir dari khayalan. Pemikirannya logis, tapi tidak pernah menafikkan teologi. Al Buruni adalah  pelopor metode eksperimental ilmiah dalam bidang mekanika, astronomi, bahkan psikologi. Ia menghendaki agar setiap teori dilahirkan dari eksperimen dan buka sebaliknya. Tradisi cendikiawan pada zaman dulu, tidak cukup puas jika hanya menguasai satu bidang ilmu saja seperti halnya al-Buruni, selain dikeenal sebagai seorang ahli matematika, dia juga menguasai bidang-bidang sains lainnya. Diantara pencapaian intelektualnya tersebut,peletakan dasar-dasar dari teori trigonometri ini telah lama dikenal sebagai matematikawan pertama didunia yang membangun dasar-dasar tigonometri. Landasan-landasan trigonometri tersebut kemudian dikembangkan ilmuan Barat. Dan diaplikasikan kedalam beberapa cabang ilmu, seperti astronomi,arsitektur,dan fisika. Al-Buruni sendiri pernah mengaplikasikannya secara matematik untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari mana tempat di dunia.
Meskipun ilmu trigonometri telah dikenal di Yunani, akan tetapi pematangannya ada ditangan al- Buruni. Ia mengembangkan Teori trigonometriberdasarkan pada teori Ptolemeus. Hukum sinus (The Sine Law) adalah temuannya yang memperbaikai teori Ptolemeus. Prestasi al- Buruni lebih diakui daripada Ptolemeus, karena dua alasan yaitu karena teorinya telah memakai sinus sedangakan Ptolemeus masih sederhana yaitu menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran, teori trigonometri al-Buruni dan para saintis muslim penerusnya itu menggunakan bentuk aljabar sebagai pengganti bentuk geometris. Al Buruni mampu mengangkat ilmu trigonometri Ptolemeus menjadi teori yang berpengaruh hingga era matematiaka modern saat ini. Dia juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam segitiga. Penemuan ini tentu sangat memberi kontribusi terhadap ilmu-ilmu lainnya. Karena memang ilmu matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu lainya. Oleh sebab itu, teori ptolemeus sesungguhnya masih sederhana belum bisa dikatakan sebagai trigonometri dalam imu matematika modern.
Selain mendapatkan pujian dari ummat islam, al- Buruni mendapatkan penghargaan yang tinggi dari bangsa-bangsa barat. Salah satu apresiasi ilmuan dunia yang diberikan oleh al- Buruni hingga saat ini yaitu pada tahun 1970 , International Astronomical Union(IAU) menyematkan nama al-Buruni kepada salah satu kawah di bulan. Kawah yang memiliki diameter 77,05 km itu di beri nama Kawah Al-Buruni (The Al-Buruni Crater).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar