Keunggulan Teori Trigonometri Al-
Buruni
Mungkin saja,tak ada seorang pun dalam dunia
islam yang mampu menandingi kualiatas cendekiawan besar nan cermat setingkat al
Biruni. Al Biruni tergolong ilmuwan jenius yang langka ,dia menguasai berbagai
cabang sains, ilmu alam, ilmu pasti,ilmu sosial, ilmu agama, ilmu budaya, dan
filsafat. George Santon menjulukinya sebagai Leonardo da Vinci-nya islam, namun
seorang penulis sejarah lainnya menjuluki Leonardo da Vinci-nya kristen.
Seorang cendekiawan yang serba bisa ini yang terbiasa disebut Al-buruni ini di
berikan nama yang indah dari kedua orang tuanya yaitu Abu al-Raihan Muhammad
bin Ahmad bin al-Buruni. Dia lahir dari keluarga berkebangsaan Iran pada 973 M di pinggiran kota Kath, ibu kota
Khawarizmi. Tradisi dan lingkungan di negeri al-Buruni mempengaruhi karakter
dan keilmuannya. Pada waktu itu, merupakan masa-masa emas bidang sains islam di
wilayah Asia Tengah.
Al Buruni
termasuk ilmuan yang memiliki modal kecerdasan matematis. Dia senantiasa
menolak segala asumsi yang lahir dari khayalan. Pemikirannya logis, tapi tidak
pernah menafikkan teologi. Al Buruni adalah
pelopor metode eksperimental ilmiah dalam bidang mekanika, astronomi,
bahkan psikologi. Ia menghendaki agar setiap teori dilahirkan dari eksperimen
dan buka sebaliknya. Tradisi cendikiawan pada zaman dulu, tidak cukup puas jika
hanya menguasai satu bidang ilmu saja seperti halnya al-Buruni, selain dikeenal
sebagai seorang ahli matematika, dia juga menguasai bidang-bidang sains
lainnya. Diantara pencapaian intelektualnya tersebut,peletakan dasar-dasar dari
teori trigonometri ini telah lama dikenal sebagai matematikawan pertama didunia
yang membangun dasar-dasar tigonometri. Landasan-landasan trigonometri tersebut
kemudian dikembangkan ilmuan Barat. Dan diaplikasikan kedalam beberapa cabang
ilmu, seperti astronomi,arsitektur,dan fisika. Al-Buruni sendiri pernah
mengaplikasikannya secara matematik untuk membolehkan arah kiblat ditentukan
dari mana tempat di dunia.
Meskipun ilmu
trigonometri telah dikenal di Yunani, akan tetapi pematangannya ada ditangan
al- Buruni. Ia mengembangkan Teori trigonometriberdasarkan pada teori
Ptolemeus. Hukum sinus (The Sine Law) adalah temuannya yang memperbaikai teori
Ptolemeus. Prestasi al- Buruni lebih diakui daripada Ptolemeus, karena dua
alasan yaitu karena teorinya telah memakai sinus sedangakan Ptolemeus masih
sederhana yaitu menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran, teori
trigonometri al-Buruni dan para saintis muslim penerusnya itu menggunakan
bentuk aljabar sebagai pengganti bentuk geometris. Al Buruni mampu mengangkat
ilmu trigonometri Ptolemeus menjadi teori yang berpengaruh hingga era
matematiaka modern saat ini. Dia juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam
segitiga. Penemuan ini tentu sangat memberi kontribusi terhadap ilmu-ilmu
lainnya. Karena memang ilmu matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu lainya.
Oleh sebab itu, teori ptolemeus sesungguhnya masih sederhana belum bisa
dikatakan sebagai trigonometri dalam imu matematika modern.
Selain
mendapatkan pujian dari ummat islam, al- Buruni mendapatkan penghargaan yang
tinggi dari bangsa-bangsa barat. Salah satu apresiasi ilmuan dunia yang
diberikan oleh al- Buruni hingga saat ini yaitu pada tahun 1970 , International
Astronomical Union(IAU) menyematkan nama al-Buruni kepada salah satu kawah di
bulan. Kawah yang memiliki diameter 77,05 km itu di beri nama Kawah Al-Buruni
(The Al-Buruni Crater).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar